Jurnalindo.com – Akhir pekan ini, dolar AS mengalami pelemahan yang memberikan dorongan positif terhadap nilai tukar mata uang Garuda, rupiah. Berdasarkan data yang dikutip dari RTI, dolar AS berada di posisi Rp 16.314, melemah 11 poin atau turun sebesar 0,07%.
Secara mingguan, dolar AS mencatatkan pelemahan sebesar 0,43%. Namun, dalam jangka waktu bulanan, mata uang tersebut menguat sebesar 0,71%. Jika dilihat dalam periode tiga bulanan, dolar AS mencatat kenaikan sebesar 2,92%. Dalam periode enam bulanan, penguatan dolar AS tercatat sebesar 5,13%, sementara secara year to date mencapai 5,92% dan secara tahunan menguat sebesar 7,7%.
Pelemahan dolar AS juga terlihat terhadap sejumlah mata uang lainnya. Terhadap dolar Australia, dolar AS melemah sebesar 0,15%. Sementara terhadap Euro, pelemahan tercatat sebesar 0,07%. Dolar AS juga melemah terhadap British Pound sebesar 0,05%, terhadap Yuan sebesar 0,07%, terhadap Yen sebesar 0,25%, dan terhadap Dolar Singapura sebesar 0,04%. dilansir dari detik.com
Pelemahan dolar AS ini memberikan sedikit ruang bagi rupiah untuk menguat. Penguatan ini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam hal impor yang menjadi lebih murah dan meringankan beban pembayaran utang luar negeri yang berdenominasi dolar AS.
Namun demikian, para analis mengingatkan agar tetap waspada terhadap volatilitas pasar mata uang yang dapat berubah sewaktu-waktu. Kebijakan moneter dari bank sentral AS, The Federal Reserve, serta kondisi ekonomi global, akan menjadi faktor penting yang terus mempengaruhi pergerakan nilai tukar dolar AS dan mata uang lainnya di pasar internasional.
Dengan penguatan rupiah ini, diharapkan stabilitas ekonomi domestik dapat terjaga, dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke arah yang lebih positif.
Jurnal/Mas
