Jurnalindo.com, – Kans duet antara mantan Ketua PWNU KH Marzuki Mustamar dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2024 semakin menguat. Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari partai, sejumlah pihak mulai menyoroti kemungkinan tersebut.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Deni Wicaksono, menyebutkan bahwa peluang duet Marzuki-Risma sangat mungkin terjadi. “Semua kemungkinan bisa saja terjadi,” ujar Deni kepada Kumparan, Rabu (26/6).
Saat ditanya apakah PDI Perjuangan bersedia mengusung kadernya, yaitu Risma, untuk maju sebagai bakal calon Gubernur Jawa Timur mendampingi KH Marzuki Mustamar, Deni menyampaikan bahwa partainya saat ini masih menjalin komunikasi dengan berbagai partai.
“Koordinasi dengan semua partai masih terus dibangun untuk Pilkada, baik Pilgub maupun Pilbup/Pilwali,” ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda mengatakan bahwa partainya sedang mengatur strategi untuk melawan petahana Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak di Pilgub Jatim 2024. PKB juga membuka peluang koalisi dengan PDI Perjuangan di Pilgub Jatim.
Apabila koalisi tersebut terjalin, PKB berencana membuka opsi menduetkan KH Marzuki Mustamar dengan Tri Rismaharini. “Kiai Marzuki berpasangan dengan Bu Risma saya kira menarik,” kata Huda saat ditemui di kompleks parlemen, Kamis (13/6).
Strategi PKB dan potensi koalisi dengan PDI Perjuangan menunjukkan langkah serius untuk menghadapi pasangan petahana Khofifah-Emil. Kekuatan politik dari dua partai besar ini diharapkan dapat menjadi penantang kuat dalam Pilgub Jatim 2024.
Duet antara KH Marzuki Mustamar, seorang tokoh religius yang memiliki basis massa kuat di kalangan Nahdliyin, dengan Tri Rismaharini, mantan Wali Kota Surabaya yang memiliki rekam jejak prestasi, diyakini mampu menarik dukungan luas dari masyarakat Jawa Timur.
Pilkada Jawa Timur 2024 semakin menarik dengan dinamika politik yang terus berkembang. Komunikasi dan negosiasi antarpartai akan menjadi kunci dalam menentukan peta kekuatan politik yang akan bertarung dalam kontestasi tersebut. Sementara itu, masyarakat menantikan siapa yang akhirnya akan maju dan membawa perubahan bagi provinsi ini. (Kumparan/Nada)
