Pertemuan Jokowi dan Puan Tidak Menjadi Sinyal Pertemuan dengan Megawati, Kata Pengamat

Pengamat politik Ray Rangkuti menilai bahwa pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua DPR RI Puan Maharani bukanlah tanda positif (Sumber foto ; TVOneNews)
Pengamat politik Ray Rangkuti menilai bahwa pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua DPR RI Puan Maharani bukanlah tanda positif (Sumber foto ; TVOneNews)

Jurnalindo.com, – Pengamat politik Ray Rangkuti menilai bahwa pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua DPR RI Puan Maharani bukanlah tanda positif bahwa pertemuan antara Jokowi dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri akan segera terwujud. Menurut Ray, bahkan pertemuan dengan Prabowo Subianto, Presiden terpilih periode 2024-2029, lebih mungkin terjadi daripada dengan Jokowi.

“Lagi pula, jangankan dengan Jokowi, bahkan dengan Prabowo saja, Ibu Mega belum memberi tanda siap untuk bertemu,” kata Ray kepada Kompas.com pada Senin (20/5/2024).

Pertemuan Jokowi dan Puan terjadi di sela-sela acara gala dinner World Water Forum (WWF) ke-10 di Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali, pada 19 Mei 2024. Pada acara tersebut, Jokowi secara khusus menghampiri Puan meskipun biasanya tetap berdiri di tempatnya ketika menyambut delegasi asing. Namun, pertemuan ini dianggap Ray tidak akan berdampak signifikan terhadap dinamika internal PDI-P atau hubungan Jokowi dengan Megawati.

Megawati lebih memilih membuka komunikasi dengan Prabowo Subianto daripada dengan Jokowi. “Prabowo adalah masa depan, Jokowi akan menjadi masa lalu. Jika mau bertemu, ya, lebih baik membuka komunikasi dengan Prabowo daripada Jokowi,” ujar Ray. Ia menambahkan bahwa Megawati tidak memiliki masalah personal dengan Prabowo, sehingga pertemuan tersebut lebih mungkin terjadi.

Hubungan antara PDI-P dan Jokowi diduga merenggang sejak perhelatan Pilpres 2024. PDI-P tidak senang dengan sikap Jokowi yang membiarkan anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi pasangan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan menang Pilpres 2024. Hal ini semakin memperuncing perbedaan pandangan dan kepentingan antara Jokowi dan PDI-P.

Wacana pertemuan Jokowi dan Megawati sempat mencuat pada awal Februari 2024, dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X disebut sebagai mediator. Namun, hingga saat ini, pertemuan tersebut belum terwujud, bahkan pada momentum Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi tidak bisa langsung bertemu dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. “Anak ranting meminta agar Jokowi harus bertemu dengan mereka terlebih dulu,” kata Hasto. Menurutnya, usulan ini masuk akal karena anak ranting merupakan benteng Megawati di PDI-P.

Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun menyatakan bahwa Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI-P. “Orang (Jokowi) sudah di sebelah sana, bagaimana mau dibilang masih bagian dari PDI Perjuangan? Yang benar saja,” kata Komarudin.

Sikap Jokowi selama Pilpres 2024 yang mendukung putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres Prabowo Subianto, dinilai berbeda dengan PDI-P yang telah membesarkannya. PDI-P bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Perindo, dan Hanura mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024.

Pertemuan antara Presiden Jokowi dan Ketua DPR RI Puan Maharani tidak menjadi sinyal positif bahwa pertemuan Jokowi dan Megawati akan segera terjadi. Hubungan antara Jokowi dan PDI-P terlihat semakin merenggang, terutama setelah Pilpres 2024. Dengan dinamika politik yang terus berkembang, perhatian kini beralih pada bagaimana PDI-P akan menjalin hubungan dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto. (Sumber ; Kompas.com/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *